DUH, CANTIKNYA...: Para peserta lomba ngadi saliro dan ngadi busono. FOTO ANGGI RHAISA |
Trilogi Kecantikan Total
Ngadi
saliro dan ngadi busono merupakan falsafah Jawa tentang perawatan
kecantikan yang menyeluruh (total beauty) yang terdiri atas trilogi
keanggunan perempuan Indonesia. Yaitu ngadi saliro, ngadi busono, dan
tata krama. Kata ngadi saliro dan ngadi busono berasal dari Sanskerta
yang artinya mempercantik diri serta memperindah busana.
Dewan Juri sedang mengumumkan hasil lomba |
Sekretaris DPD HARPI
Melati Provinsi Lampung Laila Al-Khusna menambahkan, selain trilogi di
atas, masih ada satu konsep bagi perempuan. Yakni wiraga yang
menjelaskan tentang cara sikap tubuh yang baik dan benar.
”Dalam
berbusana, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dalam
bersikap, sebaiknya kita bisa menunjukkan tubuh yang baik dan benar agar
membuat tampilan anggun, menarik, yakin, serta berwibawa. Selain itu,
membuat tampak lebih muda dan menunjang kesehatan,” ujar Laila.
Sementara
Ketua DPD Ikatan Pengembangan Kepribadian Indonesia (Ipprisia) Lampung
Hernaini Nasrullah mengatakan, keserasian seseorang, khususnya
perempuan, bukan dilihat dari wajah. Tapi, dilihat melalui penampilan
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sementara karakter seseorang bisa
berubah.
”Jika karakter buruk, namun berada di lingkungan yang
baik, bisa membuat karakter kita menjadi lebih baik dari sebelumnya,”
ungkap Hernaini ketika menjadi narasumber dalam seminar dengan peserta
Lembaga Kursus Pendidikan (LKP) Perias Pengantin dan Umum itu.
Direktur
Pelaksana LPBM Teknokrat ini menyarankan kepada para penata rias agar
dalam membuka usaha terlebih dahulu harus mempunyai kepribadian dan
karakteristik tersendiri. Sehingga, itulah yang akan menjadi daya tarik
konsumen. Jika pelanggan puas, ia akan terus bertahan. Setidaknya
merekomendasikan rekannya.
”Ingat! Sekali gagal, biasanya kita
tidak akan dipercaya oleh konsumen. Apalagi khusus rias pengantin, mana
ada pengantin yang mau dua kali dirias?” candanya kepada para peserta
seminar.
Jadi, lanjutnya, kesan pertama adalah abadi karena
dibentuk dalam sepuluh detik pertama dari suatu pertemuan. Seseorang
dinilai dari kesan pertama, di mana 55 persen penampilan dan bahasa
tubuh serta 7 persen kalimat yang diberikan kepada pelanggan. Selebihnya
adalah kecantikan yang terpancar dari dalam diri.
Dosen sekaligus
tim pengembangan kepribadian Perguruan Tinggi Teknokrat, Tien Yulianti,
menambahkan, dalam melayani pelanggan, sebaiknya hindari 3B. Yakni BK
(bau kaki), BM (bau mulut), dan BB (bau badan). Bagi pemula, jangan
sungkan belajar kepada yang berpengalaman sehingga bisa menjadi tenaga
profesional.
Selain seminar, acara kemarin juga memberikan
materi tentang cara mengenakan kain wiron. Yakni mengenakan kain batik
yang salah satu ujungnya diwiru atau dilipat-lipat seperti kipas.
Biasanya dipakai sebagai setelan dari kebaya. Juga terdapat beauty class
oleh tim dari Sari Ayu Martha Tilaar menggunakan makeup natural.
Di akhir acara terdapat perlombaan ngadi saliro dan ngadi busono yang
berlangsung seru. Perlombaan dibagi menjadi dua kategori, yaitu
bersanggul dengan usia 31–50 tahun dan kategori jilbab 17–30 tahun.
Waktu yang diberikan kepada peserta hanya 45 menit. Terbayang kan
serunya seperti apa? (cw1/p6/c2/dna)
Radar Lampung - Rabu, 1 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar